Kamis

Wudhu cara Rosullullah SAW

WUDHU Muslimin

Setiap hari kita selalu bersuci, agar badan kita terhindar dari najis. Bersuci dapat disebabkan oleh berbagaiaasan, misalnya setelah junub maupun sebelum melakukan sholat. Bahkan Rasulullah saw pun menganjurkan kepada kita gar selalu bersuci setiap saat.

Salah satu bentuk dari thaharah (bersuci) adalah dengan melakukan wudhu. Sedikitnya, kita lima kali mengambil wudhu, setiap sebelum menghadap Allah SWT. Tentunya kegiatan wudhu ini sudah menjadi hal yang tidak asing lagi bagi kita. Terlebih lagi, banyak sekali tuntunan dan tata cara berwudhu yang dapat kita pelajari dari berbagai media.

Namun, sudah sesuaikah tata cara wudhu kita dengan cara wudhu Rasulullah saw? Bagaimanakah cara-cara wudhu yang diajarkan oleh Rasulullah saw? Gerakan wudhu yang diajarkan oleh Rasulullah saw ini sering dipraktekkan oleh para sahabat. Salah satu sahabat yang mempraktekkan cara wudhu Rasulullah saw adalah Utsman bin Affan ra. hal ini diceritakan oleh bekas budak Beliau yang bernama Humran:

Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu meminta air wudhu. (Setelah dibawakan), ia berwudhu: Ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian mencuci wajahnya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kiri tiga kali seperti itu juga, kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan sampai kedua mata kakinya tiga kali kemudian membasuh yang kiri seperti itu juga. Kemudian mengatakan,“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwudhu seperti wudhuku ini lalu Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri dan ruku dua kali dengan sikap tulus ikhlas, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (Muttafaq ‘alaihi)

Dari riwayat tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa gerakan wudhu yang dilakuakn dan diajarkan oleh Rasulullah saw terhadap umat muslim adalah sebagai berikut:

1. Niat dalam hati

“Sesungguhnya amal ibadah itu tergantung dari niat”. Kalimat tersebut tentu sudah sering kita dengar, bahkan sudah “mendarah daging” pada diri kita. Demikian pula halnya dengan wudhu. Namun niat itu hanya kita ucapkan dalam hati, tidak perlu dilafadzkan. Sebab, Rasulullah saw tidak pernah melafalkan niatnya melalui lisan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Hanya saja amalan itu tergantung kepada niat, dan seseorang mendapatkan pahala dari apa yang diniatkannya." (Bukhari Muslim).

Niat adalah keinginan dan tekad untuk melakukan sesuatu. Maka niat itu letaknya di hati dan tidak dilafazkan di mulut. Apa yang dilakukan oleh sebagian orang sebelum berwudhu dimana ia berkata: Sengaja aku berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil untuk mengerjakan shalat lillahi Ta'ala, merupakan perbuatan yang tidak ada dalilnya dan tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, tidak disyariatkan kepada kita untuk melafazkan niat seperti hal di atas, karena niat itu cukup tekad dan keinginan yang ada di dalam hati.

2. Membaca basmallah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudhu' dan tidak ada wudhu' bagi orang yang tidak menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta'aala." (Hadits ini derajatnya hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah).

3. Membasuh kedua tapak tangan

Membasuhnya dengan cara menuangkan air ke atas kedua tangan, berdasarkan hadits 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu ‘anhu: "Lalu beliau membasuh kedua tangannya tiga kali" (Bukhari Muslim), adapun hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang kamu bangun tidur hendaklah membasuh kedua tangannya sebelum memasukkannya ke dalam bejana, karena dia tidak tahu dimanakah letak tangannya sewaktu malam hari." (HR. Bukhari Muslim). Cara membasuh tangan dalam permasalahan ini ialah dimulai dari ujung jari sampai ke pergelangan tangan sebanyak tiga kali.

4. Berkumur dan membasuh hidung

Kita sering memisahkan bagian ini. Sering kita berkumur lebih dahulu. Setelah berkumur, baru kita membasuh hidung kita. Padahal Rasulullah mengajarkan kepada kita agar menyatukan kedua gerakan tersebut. Saat kita berkumur, kita sekaligus memasukkan air ke dalam hidung dengan tangan kanan, dan mengeluarkannya dengan tangan kiri.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jika kamu berwudhu' maka berkumur-kumurlah." (Hadits Shohih, riwayat Abu Dawud). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang kamu berwudhu' maka hendaklah dia memasukkan air ke dalam hidungnya kemudian dia keluarkan kembali." (HR. Abu Dawud). Adapun berkumur-kumur dilakukan tiga kali.

5. Membasuh muka

Yang dimaksud dengan muka adalah seluruh bagian wajah, mulai dari telinga kanan hingga telinga kiri, dan mulai dari tempat tumbuhnya rambut hingga dagu. Jika kita memelihara jenggot, maka jenggot tersebut wajib untuk dibasuh, hingga ke sela-selanya.

Allah Subhanahu wa Ta'aala berfirman: "maka basuhlah wajahmu." (QS. al-Maidah/5, ayat 6). Dalam hadits yang diriwayatkan dari 'Utsman radhiyallahu ‘anhu: "Lalu ia membasuh wajahnya tiga kali." Batas wajah secara horizontal adalah mulai dari pangkal telinga kiri sampai ke pangkal telinga kanan, sedangkan secara vertikal adalah mulai dari dagu sampai ke kening/jidat tempat tumbuh rambut (berdasarkan tempat tumbuhnya rambut pada kepala manusia kebanyakan).

6. Membasuh kedua tangan, dimulai dari tangan kanan

Basuhan yang sempurna adalah basuhan yang dimulai dari ujung-ujung jari hingga siku, kemudian menggosok-gosok lengan, membasuh siku dan membersihkan sela-sela jemari. Setelah tangan kanan selesai, baru dilanjutkan membasuh dengan cara yang sama untuk tangan kiri

Allah Subhanahu wa Ta'aala berfirman: "Basuhlah tanganmu sampai dengan siku".

(QS. al-Maidah/5, ayat 6) kemudian ia membasuh tangan kanannya sampai dengan siku tiga kali, kemudian tangan kiri seperti itu juga. Membasuh tangan dilakukan mulai dari ujung jari sampai dengan siku, dimana siku termasuk bagian yang ikut dibasuh. Kalau ada bagian dari areal ini tidak terkena air, seperti siku, atau kuku yang memakai kutek yang menghalangi air sampai ke dasar kuku, maka wudhu'nya tidaklah sah. Membasuh tangan sampai dengan siku dilakukan 3x bagian yang kanan terlebih dahulu, setelah itu baru bagian kiri.

7. Mengusap kepala dan telinga

Yang sering dilakukan oleh umat muslim pada umumnya adalah (lagi-lagi) memisahkan gerakan mengusap rambut dan telinga. Padahal Rasulullah saw memberikan ciontoh dengan sekali gerakan, untuk menusap rambut kepala dan sekaligus telinga. Pengusapannya pun hanya dilakukan satu kali, lain dengan anggota wudhu yang lain, yang dilakukan sebanyak tiga kali.

Praktek yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membasahi kedua telapak tangan dengan air, kemudian mengusap mulai dari kepala bagian depan, diusap sampai ke belakang, kemudian dibalikkan lagi usapan itu ke depan dan langsung dilanjutkan mengusap telinga dengan cara memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga sedangkan ibu jari mengusap daun telinga bagian luar.

Allah Subhanahu wa Ta'aala berfirman: "Sapulah kepalamu" (QS. al-Maidah/5, ayat 6), dan dalam hadits 'Utsmanradhiyallahu ‘anhu: "kemudian dia menyapu kepalanya". Kepala adalah bagian atas dari badan selain wajah. Telinga termasuk bagian dari kepala bukan bagian dari wajah. Maka telinga disapu bersamaan dengan saat menyapu kepala. Menyapu kepala haruslah menyeluruh, tidak hanya sebagian ataupun mencukupkan diri dengan tiga helai rambut. Perbuatan seperti ini tidak ada dalilnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menyapu secara keseluruhan kepalanya dan langsung menyapu telinga tanpa mengambil air kembali untuk menyapu kedua telinga. Rinciannya seperti yang diterangkan oleh Abdullah bin Zaidradhiyallahu ‘anhu: "beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dari depan kepalanya (jidat) kemudian menyapukan kedua tangannya ke belakang kepala sampai ke tengkuk, lantas disapukan kembali ke depan tempat beliau memulai sapuan tadi". (HR. Abu Dawud). Adapun cara menyapu telinga: "Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukan kedua jari telunjuknya ke dalam lubang telinga dan menyapu punggung telinga dengan kedua ibu jarinya, sementara jari telunjuk menyapu yang bagian dalam telinga" (HR. Abu Daud dari hadits Amr bin Syu'ab dari bapaknya, dari kakeknya). Penyapuan kepala hanya sekali saja, menurut riwayat yang diriwayatkan oleh Ali bin Abu Tholib yang dikeluarkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i.

8. Membasuh kedua kaki, dimulai kaki sebelah kanan

Membasuh kaki secara sempurna adalah dengan cara membasuh ujung-ujung jari kaki sampai mata kaki, mencuci mata kaki dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah selesai membasuh kaki kanan, maka dilanjutkan dengan kaki kiri dengan cara yang sama.

Allah Subhanahu wa Ta'aala berfirman: "Basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki (QS. al-Maidah/5, ayat 6). Dalam hadits 'Utsman radhiyallahu ‘anhu, "kemudian ia membasuh kaki kanannya sampai dengan kedua mata kaki, kemudian kaki kirinya seperti itu juga". Batas kaki mulai dari ujung jari sampai dengan kedua mata kaki. Setiap orang yang berwudhu' hendaklah betul-betul memperhatikan anggota wudhu' yang terbasahi oleh air khususnya bagian tumit, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita dengan ancaman neraka, sebagaimana sabda beliauShallallahu ‘alaihi wa sallam: "Celakalah bagi (pemilik) tumit-tumit yang tidak terkena air wudhu untuk masuk api neraka" (HR. Bukhari Muslim). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang masuk mesjid namun di kakinya terdapat bagian yang tidak tersentuh oleh air sebesar kuku, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhnya untuk mengulangi wudhu'nya dengan sempurna" (Hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi dari Anas bin Malik).

9. Berdoa

Sesudah wudhu, disunnahkan untuk membaca dzikir/doa. Banyak jenis dzikir yang dapat kit abaca saeusai wudhu. Salah satu bacaan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw adalah bacaan berikut:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ

Artinya, “Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Setelah berwudhu dianjurkan bagi kita untuk berdoa. Diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak seorangpun dari kalian yang berwudhu, lalu ia menyempurnakan wudhu'nya, kemudian ia mengatakan :

(Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu, wa asyahadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahuma ij'alnii minattawwabiina, waj-'alnii minalmutathohhiriina.) Kecuali dibukakan baginya pintu-pintu surga dan dipersilahkan masuk dari pintu manapun yang disukainya. (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Beberapa kekeliruan dalam berwudhu

1. Berwudhu dengan tergesa-gesa tanpa memperhatikan apakah semua anggota wudhu sudah dibasahi oleh air atau tidak.

2. Membaca doa khusus setiap membasuh anggota wudhu, seperti Ya Allah ampunilah dosa wajahku pada saat membasuh wajah, ya Allah ampunilah dosa tanganku saat membasuh tangan dan seterusnya, hal ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

3. Boros dalam pemakaian air. Perbuatan ini menyelisihi ajaran dan kebiasaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berwudhu', dimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dari Abdullah bin Zaid bahwa: "Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi air wudhu sebanyak dua pertiga mud, dan beliau menggosok lengannya dengan air itu. (Satu mud sama dengan 750 ml).

=========================================================
Wudhu Muslimah

Secara sederhana, wudhu yang sesuai diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dapat kita lakukan seperti ini:

Pertama, hadirkan niat dalam hatimu untuk berwudhu.

Apapun ibadah yang kita lakukan tentu saja hanya kita niatkan untuk ibadah kepada Allah semata. Dan begitu banyak aktifitas harian kita yang dapat kita niatkan untuk ibadah. Nah… untuk semua niat ibadah itu, maka kita tidak perlu melafalkannya (mengeluarkan dengan suara). Apalagi mengkhususkan bacaan tertentu. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya.

Kedua, bacalah bismillah.

Ketiga, basuhlah kedua telapak tanganmu 3 kali.

Keempat, berkumur-kumurlah dan masukkan air ke hidung dengan sungguh-sungguh dengan telapak tangan kanan. Kemudian keluarkan air tersebut dengan tangan kiri 3 kali.

Kelima, basuhlah mukamu 3 kali.

Muka di sini tentu saja bagian yang telah kita kenal, yaitu bagian wajah dari batas telinga kanan ke telinga kiri, dan dari tempat mulai tumbuhnya rambut sampai dagu. Untuk yang telah memiliki suami atau saudara laki-laki, perlu juga diingatkan untuk membasuh jenggot yang ada karena ia juga termasuk sebagai anggota wajah.

Keenam, membasuh tangan dimulai dengan tangan kanan 3 kali.

Basuhan yang sempurna adalah basuhan yang dimulai dari ujung-ujung jari hingga siku, kemudian menggosok-gosok lengan, membasuh siku dan membersihkan sela-sela jemari. Setelah tangan kanan selesai, baru dilanjutkan membasuh dengan cara yang sama untuk tangan kiri.

Ketujuh, mengusap kepala 1 kali.

Kalau anggota wudhu lainnya dianjurkan dibasuh sampai tiga kali, maka bagian ini hanya satu kali usapan (walaupun terkadang kita disarankan mengusapnya 3 kali). Bagian kepala yang dimaksud adalah seluruh rambut kita dan telinga kita. Praktek yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah membasahi kedua telapak tangan dengan air, kemudian mengusap mulai dari kepala bagian depan, diusap sampai ke belakang, kemudian dibalikkan lagi usapan itu ke depan dan langsung dilanjutkan mengusap telinga dengan cara memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga sedangkan ibu jari mengusap daun telinga bagian luar.

Kedelapan, membasuh kaki dimulai dari kaki kanan 3 kali.

Membasuh kaki secara sempurna adalah dengan cara membasuh ujung-ujung jari kaki sampai mata kaki, mencuci mata kaki dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah selesai membasuh kaki kanan, maka dilanjutkan dengan kaki kiri dengan cara yang sama.

Kemudian kita disunnahkan membaca dzikir setelah wudhu. Ada berbagai macam dzikir setelah wudhu yang dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang dapat kita baca. Salah satunya adalah bacaan berikut

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ له وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ

Artinya, “Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Selesai.

Mudah bukan? Insya Allah… Kesemua gerakan wudhu tersebut terangkum dalam cara wudhu yang diperlihatkan oleh sahabat Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu sebagaimana diceritakan oleh Humran bekas budak beliau,

Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu meminta air wudhu. (Setelah dibawakan), ia berwudhu: Ia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya, kemudian mencuci wajahnya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kiri tiga kali seperti itu juga, kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kakinya yang kanan sampai kedua mata kakinya tiga kali kemudian membasuh yang kiri seperti itu juga. Kemudian mengatakan,

“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwudhu seperti wudhuku ini lalu Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri dan ruku dua kali dengan sikap tulus ikhlas, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (Muttafaq ‘alaihi)

Maraji:

1. Al Wajiz. Syaikh Abdul ‘Azhim bin Badawi. Pustaka As-Sunnah. Cet. 2
2. Thaharah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf. Media Hidayah. Cet 1 2004
3. Catatan Kajian Al Wajiz bersama Ustadz Muslam 15 Maret 2004

Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan kita, dan membuat ibadah yang kita lakukan dapat lebih sempurna dibanding sebelumnya. Amin

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar